Pemanfaatan Kultur In vitro untuk Konservasi Plasma Nutfah Teh

  • Muhamad Khais Prayoga Pusat Penelitian Teh dan Kina

Abstract

Konservasi plasma nutfah teh (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) umumnya dilakukan dalam keadaan tanaman tumbuh optimal secara ex situ di lapang. Metode tersebut memiliki kelemahan yaitu risiko terjadinya kehilangan plasma nutfah akibat serangan organisme pengganggu tanaman atau cekaman lingkungan abiotik sangat besar. Selain itu metode konservasi di lapang diperlukan lahan yang cukup luas. Alternatif konservasi yang lebih efektif dan efisien untuk tanaman teh adalah kultur in vitro. Keberhasilan kultur in vitro dipengaruhi oleh faktor genotipe bahan tanaman, eksplan yang digunakan, komposisi nutrisi pada media, zat pengatur tumbuh yang digunakan, serta lingkungan yang meliputi kondisi fisik kultur seperti temperatur dan cahaya. Sampai saat ini pemanfaatan kultur in vitro untuk kegiatan konservasi tanaman teh di Indonesia belum dilakukan. Penelitian-penelitian mengarah pada kegiatan perbanyakan untuk memproduksi bibit teh sintetik yang seragam. Berbeda dengan di Indonesia, di Negara Spanyol telah dilakukan penelitian tentang pemanfaatan teknik kultur in vitro untuk konservasi tanaman kerabat teh. Konservasi plasma nutfah secara in vitro telah sukses dilakukan pada tanaman-tanaman seperti kopi, strawberry, pisang dan jeruk besar. Pada dasarnya konservasi secara in vitro berfokus pada pelambatan laju pertumbuhan tanaman. Agar konservasi secara in vitro untuk plasma nutfah teh bisa dilakukan maka perlu dilakukan penelitian terkait: 1) pemilihan bagian tanaman teh terbaik sebagai bahan eksplan kultur jaringan, 2) proses sterilisasi untuk mencegah terjadinya kontaminasi, dan 3) media dan kondisi lingkungan yang dapat menghambat laju pertumbuhan namun tidak mematikan tanaman.

Downloads

Download data is not yet available.
Published
2022-08-16