Pemanfaatan Kultur In vitro untuk Konservasi Plasma Nutfah Teh
Abstract
Konservasi plasma nutfah teh (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) umumnya dilakukan dalam keadaan tanaman tumbuh optimal secara ex situ di lapang. Metode tersebut memiliki kelemahan yaitu risiko terjadinya kehilangan plasma nutfah akibat serangan organisme pengganggu tanaman atau cekaman lingkungan abiotik sangat besar. Selain itu metode konservasi di lapang diperlukan lahan yang cukup luas. Alternatif konservasi yang lebih efektif dan efisien untuk tanaman teh adalah kultur in vitro. Keberhasilan kultur in vitro dipengaruhi oleh faktor genotipe bahan tanaman, eksplan yang digunakan, komposisi nutrisi pada media, zat pengatur tumbuh yang digunakan, serta lingkungan yang meliputi kondisi fisik kultur seperti temperatur dan cahaya. Sampai saat ini pemanfaatan kultur in vitro untuk kegiatan konservasi tanaman teh di Indonesia belum dilakukan. Penelitian-penelitian mengarah pada kegiatan perbanyakan untuk memproduksi bibit teh sintetik yang seragam. Berbeda dengan di Indonesia, di Negara Spanyol telah dilakukan penelitian tentang pemanfaatan teknik kultur in vitro untuk konservasi tanaman kerabat teh. Konservasi plasma nutfah secara in vitro telah sukses dilakukan pada tanaman-tanaman seperti kopi, strawberry, pisang dan jeruk besar. Pada dasarnya konservasi secara in vitro berfokus pada pelambatan laju pertumbuhan tanaman. Agar konservasi secara in vitro untuk plasma nutfah teh bisa dilakukan maka perlu dilakukan penelitian terkait: 1) pemilihan bagian tanaman teh terbaik sebagai bahan eksplan kultur jaringan, 2) proses sterilisasi untuk mencegah terjadinya kontaminasi, dan 3) media dan kondisi lingkungan yang dapat menghambat laju pertumbuhan namun tidak mematikan tanaman.
Downloads
Copyright (c) 2022 M. Khais Prayoga, Heri Syahrian, Vitria P. Rahadi, dan Dadan Rohdiana
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
a. Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
b. Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
c. Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (SeeĆ The Effect of Open Access).